Jumat, 16 Januari 2009

Impian yang Tertunda


Pernahkah kalian membayangkan, apa yang ingin kalian dapatkan dalam hidup ini..

Pernahkah kalian berharap, suatu saat nanti impian kalian akan terwujud menjadi suatu kenyataan..

Pasti kalian semua sudah membuat suatu rencana besar untuk mewujudkan semua itu..

Tapi pernahkah terlintas dipikiran kalian, jika kalian dihadapkan pada suatu pilihan dan kalian diharuskan untuk memilih itu ketika impian yg sudah kalian bangun selama ini tinggal selangkah lagi akan terwujud....
dan kalian terlanjur terikat oleh pilihan itu....

apakah kalian akan tetap memilih untuk menjalaninya dan mengorbankan semua impianmu..?

apakah kalian akan tetap menjalani meskipun kalian harus jauh dari orang-orang yang selama ini mengelilingimu, jauh dari orang-orang terdekatmu..

setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan..
setiap ada kebahagian, pasti disitu ada kesedihan..
dan pastinya setiap ada masalah, pasti Tuhan memberikan jalan cara mengatasinya...


Please forgive me your opinion about it..

Seseorang Yang Merasa Bisa

Jika Anda pikir diri anda kalah, seperti itulah Anda.

Jika Anda merasa tidak berani, Anda tidak berani.

Jika Anda ingin menang tetapi anda pikir anda tidak bisa, hampir pasti Anda tidak akan menang.

Jika Anda pikir Anda kehilangan, Anda akan kehilangan.

semua yg terlintas dalam pikiran Anda tentang diri anda, maka seperti itulah diri Anda sebenarnya.

semua yg ada di dunia yg kita temukan, kesuksesan dimulai dari keinginan manusia. semua itu berawal dari pikiran dan apa yg dikatakan oleh hati Anda.

Tanyakan pada hati Anda apa yang membuat Anda sejahtera, dan tanamkan semua itu pada pikiran Anda.
jangan merasa terpaksa melakukan sesuatu agar tidak menjadi sebuah beban..

Semoga ini dapat bermanfaat bagi teman2 semua...

Senin, 05 Januari 2009

HAPPY NEW YEAR 1430 H & 2009


Click here to get hot comments and graphics...
New Year Comments and Glitter Graphics Code




Tahun tahun spesial. loh kok bisa gitu.. yah karena tahun ini kita merayakan dua sekaligus tahun baru yang hanya berselisih 2 hari. tanggal 29 des 2008 kita umat muslim semua merayakan tahun baru islam 1430 H dan 1 Januari 2009 kita merayakan tahun baru Masehi. wah kebetulan ya...

Mudah-mudahan di tahun depan kita menjadi manusia yang lebih baik, lebih berguna bagi orang lain tentunya dan yang penting tidak melakukan kesalahan yang sama yang dilakukan di tahun 2008. do the better than 2008. always keep spirit.

Rabu, 24 Desember 2008

Kolam Sarjana, Kolam yang Dirindukan




ini adalah salah satu tempat yang ada di belakang kampusku di STIE Malangkucecwara (MCE). yah tepatnya di sebelahnya gedung perpustakaan, ini merupakan bagian belakang dari kampusku. semua orang menyebutnya ini adalah kolam sarjana. memang mahasiswa yang sudah melaksanakan ujian comprehensive (sidang) pembacaan keputusan mereka lulus atau tidak beserta nilainya akan dibacakan secara terbuka, dan sesaat pembacaan itu selesai mereka harus menceburkan diri ke dalam kolam tersebut.


yah memang itu sudah tradisi dari kampusku. Makanya ga salah kalo kolam ini dinamakan kolam sarjana. setiap aku berjalan menuju ke gedung M lewat belakang, saat lewat sebelah kolam ini akupun tersentak dalam hati, "kapan aku bisa masuk ke kolam itu dengan penuh suka cita, bersama teman-temanku. dan aku bisa teriak aku lulus coyy..." wah serasa itu suatu kebanggaan tersendiri bisa masuk ke kolam itu. hehe...


secara kasat mata sie kolama itu serasa mengerikan, warnanya hijau seperti banyak lumut-lumutnya, kolam yang dalam. belum lagi disitu banyak sekali terlihat banyak ikan-ikan kecil, bahkan tidak jarang aku melihat ada ular yang sedang berenang dalam kolam itu. sejenak aku langsung berfikir, apa aku bisa bertahan sampai waktu yang ditentukan dosenku nantinya saat aku harus masuk ke kolam itu, apa saat itu nanti tida ada ular yang sedang berkeliaran didalamnya. tapi apapun keadaan dari kolam itu, tetap saja kolam itu kolam yang sangat dirindukan oleh banyak mahasiswa yang melintasinya.

Ya Allah, permudahkanlah aku untuk menuju apa yang aku inginkan. Dan pada saat aku harus masuk ke kolam itu, berikan aku rasa kegembiraan yang luar biasa yang membuat aku semakin mengagumiMu. Amin...

Rabu, 10 Desember 2008

Dear God,...

Tuhan..
kenapa kata memaafkan sulit engkau berikan
aku tahu aku telah bersalah
dan aku tahu, aku telah berdusta

Tuhan...
begitu besarkah kesalahanku
Hingga begitu sulitnya aku untuk dimaafkan

Tuhan..
Aku tahu karuniaMu sungguh besar
Kau memberikanku keberanian untuk mengungkapkan segalanya
Kau selalu mengingatkanku dengan segala caramu
agar aku tetap berada di jalanMu..

Tuhan...
seperti yang kau tahu
aku tidak pernah berhenti besyukur
dan aku juga tidak pernah berhenti meminta ampun
Engkau maha pengampun, begitu mulianya dirimu
tapi mengapa manusia kecil yang kau ciptakan
yang penuh dengan segala kekurangan
tidak bisa membuka pintu maafnya

Tuhan..
berikan cahaya untuknya
bukakanlah pintu hatinya
agar mereka menjadi seorang pemaaf sepertimu
meskipun aku tahu,
tidak ada satupun yang bisa menyamai dzatmu....

Kebohongan Awal dari Sebuah Kebencian

Bohong adalah berkata dusta, berkata yang bukan sebenarnya. Dan itu salah satu tanda orang munafik (suka berkata bohong). Semua orang baik sengaja maupun tidak pasti pernah berbohong, dan jujur sayapun pernah melakukannya bahkan mungkin saya terlalu banyak yang berawal ketidaksengajaan menjadi sebuah kebohongan. Saya menemukan banyak realita, mungkin berkata bohong dianggap suatu hal yang wajar hanya sekedar bercanda dengan teman, tapi nyatanya itu dapat membuahkan sebuah hubungan yang menyakitkan yaitu tak lain adalah kebencian.

Tepat ditanggal ini dua bulan yang lalu saya memulai suatu kebohongan, dan tepat di tanggal ini pula satu bulan yang lalu kebencian itupun dimulai. Awalnya kebohongan itu dimulai karena rasa bersalah yang amat dalam, ya karena saya melakukan yang menurutku itu adalah kesalahan besar meskipun orang lain menganggapnya itu hanya sebuah kesalahan yang sepele, kesalahan kecil yang mungkin semua orang pernah melakukannya. Waktu itu yang terfikirkan, jika langsung minta maaf malah akan membuat keadaan semakin runyam.

Karena rasa bersalah itulah, itulah membuat saya sadar dan saya merasa perlu untuk mengucapkan terimakasih dan ingin menebus kesalahan yang pernah aku lakukan. Tanpa berfikir panjang, kebohongan itupun dimulai. Tapi apa yang terjadi, rasa bersalah itu semakin dalam. Akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan segalanya, tapi nyatanya keberanian itu justru melahirkan sebuah kebencian. Suatu keadaan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya, yaitu penolokan maaf serta kebencian.

Pengalaman ini membuat saya jera, membuat saya merasa kebohongan itu sungguh sadis, lebih kejam dari segala kejahatan yang pernah ada. Peristiwa ini membuat saya banyak melakukan introspeksi diri atas semua yang pernah saya lakukan sebelumnya.

Iman seseorang hamba Allah tidak akan lurus sebelum hatinya lurus, dan hatinya tidak akan lurus sebelum lidahnya lurus” (HR: Ahmad). Ternyata saya lupa akan hadits itu. Saya telah berbuat kesalahan besar, suatu kesalahan yang mungkin sangat merugikan baik itu saya sendiri maupun orang lain. Dan itu membuat saya kehilangan seorang teman, seorang kakak dan seorang guru. Seseorang yang banyak memberikan pelajaran hidup. Meskipun dia sudah pergi, semua apa yang ia katakan dan apa yang ia ajarkan akan selalu tertanam dan akan selalu ada. Terimakasih temanku, meskipun kita hanya berteman sebulan tapi kamu akan jadi temanku selamanya.



Bukan kesalahan besar jika kamu melakukan suatu kesalahan, tapi akan jadi suatu kesalahan yang sangat besar jika kamu tidak berani mengakuinya dan memperbaikinya.

Berbohong sungguh-sungguh sangat melelahkan, sekali kebohongan itu dimulai akan membutuhkan banyak kebohongan yang lebih banyak lagi untuk menutupi kebohongan itu.


Ya Allah..ampunilah segala khilafku. jangan kau palingkan hati ini setelah kau memberi petunjuk. Permudahkanlah aku untuk taat padaMu. Amin
..

Jangan Berlepas Tangan

Dalam sejarah kehidupan manusia kebaikan dan kejahatan akan selalu ada. Seolah-olah mereka adalah dua sejoli yang akan selalu hadir di suatu tempat dan waktu. Penyebabnya adalah karakter dasar manusia itu sendiri yang lemah tapi rakus, bodoh dan miskin tapi sombong. Disamping itu iblis belum dan tidak akan pernah menyatakan pension dari perburuan mencari pengikut untuk diajak ke neraka.
Coba kita lihat parade kehidupan disekitar kita. Betapa kini kemaksiatan demikian marak. Para pelakunya sudah tidak mempunyai urat malu. Korupsi dilakukan berjamaah. Berzina justru bangga dan memamerkannya di media baik cetak maupun elektronik. Padahal semua itu adalah kemungkaran.
Anehnya, sedikit sekali yang tergerak untuk mencegah dan melarang. Kalaulah ada yang melarang, maka mereka lekas dicap sebagai pelanggar hak asasi manusia. Itulah barangkali orang akan berfikir 1000 kali jika hendak amar ma’ruf nahi munkar. Risikonya berat! Dijahui, dicerca dan dimusuhi. Mirip seperti penjahat. Hidupnya seperti tidak aman.
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imron : 104)
Haruskah kita tetap menjalani dengan hanya berdiam diri dan menyaksikan fenomena yang seperti ini, ingatlah bahwa semua apa yang kita lakukan di dunia ini baik dan buruk pasti ada balasannya. Mulailah berfikir dan merenunglah atas apa yang sudah kita lakukan selama ini agar kita nantinya tergolong orang-orang yang beruntung dan menjadi orang-orang yang selamat dengan apa yang akan kita lakukan besok dan dimasa mendatang.

Dunia Yang Terbalik
Akal memang sudah terbalik. Orang tidak lagi menyuruh yang ma’ruf dan melarang yang munkar, namun justru menyuruh yang munkar (kejahatan) dan melarang yang ma’ruf (kebaikan). Penyaji kemaksiatan disanjung, pendakwah dicerca dan dihina. Mengajak manusia kepada kebaikan memang penuh risiko.

Apa Yang Harus Kita Lakukan?
Barangkali kita terbingung, apa yang harus kita lakukan sekarang. Tapi harus memulai dari mana? Dengan cara apa? Bagaimana caranya? Berderet pertanyaan bergelayut di otak kita. Bahkan karena terlalu lama tidak segera mendapat jawaban akhirnya pertanyaan itupun hilang ditelan deretan aktivitas duniawi yang memang menyibukkan dan melelahkan.
Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, sejenak, ayo kita merenung! Membuka-buka kembali lembaran perjalanan hidup kita. Coba pula kita tatap ke depan, jalan mana yang kita pilih untuk kita tempuh. Didepan hanya terbentang dua jalan. Jalan pada Allah dan jalan yang menuju ke selain Allah.
Mungkin kita saat ini ada yang sudah menempuh separoh jalan. Adapula yang sepertiga ato seperempat. Atau bahkan ada yang sudah di ujung jalan. Maka merenunglah…! Berfikirlah…! Resapi dan pahami perjalanan manusia secara umum! Pada titik tersebut tentu kita akan menyadari dan menghadapi diri kita, keluarga serta teman-teman kita dan semua manusia sedang berbondong-bondong menuju ke satu gerbang, yaitu gerbang kematian. Tidak peduli apakah dia orang kaya atau miskin, tua atau muda, laki-laki atau perempuan. Semua sedang bergerak menuju titik kematiannya masing-masing.
Kesadaran yang demikian tentu memunculkan pertanyaan lanjutan. Apa yang telah kita persiapkan untuk kehidupan setelah kita mati? Bekal apa yang akan kita bawa?
Dalam terbitan lembar tausiyah disebutkan bahwa “Allah swt. memberi bekal dan potensi kepada manusia setidaknya empat hal, yaitu harta, tenaga, pikiran dan waktu. Maka gunakanlah keempat potensi itu untuk menegakkan agamamu”.
Tugas amal ma’ruf nahi munkar memang bukanlah pekerjaan ringan. Pasti akan mengalami benturan-benturan, penentangan, kecongkakan manusia, penolakan dll. Karena pada dasarnya ada manusia yang menyikai kekajaman, benci kebaikan, benci kedisiplinan, benci keadilan, dan benci kedamaian. Manusia juga ada yang dapat merubah pondangan manusia yang lain. Sehingga yang baik dianggap buruk dan yang buruk dianggap baik.
Semoga Allah memberi kekuatan pada kita untuk meninggikan agama kita, dan tidak berlepas tangan atas urusan ini. Amin…!